Jivi (=Jiwa-individual soul) lahir dalam Karma
Ia tumbuh melalui Karma
Ia berakhir dalam Karma
Karma adalah wasit Ilahi
Karma itu penyebab
Kebahagiaan maupun kesusahan.
Telah dikatakan dengan jelas bahwa Tubuh sesungguhnya adalah dasar bagi pencarian Dharma, (Sareeramaadyam khalu Dharmasaadhanam). Dengan mencari Dharma, Brahman disadari. Gita telah menyatakan bahwa bilamana Dharma mengalami kemunduran, kedatangan Avathar pun terjadi. Ini berarti bahwa maksud keberadaan manusia adalah untuk membela Dharma. Karena ciptaan adalah pantulan kehendak Ilahi, tujuan setiap makhluk haruslah untuk hidup selaras dengan kehendak itu. Hidup seseorang haruslah dibaktikan tidak untuk memajukan kepentingan diri sendiri atau melayani kepentingan sesama makhluk lain, tapi demi pelayanan bagi Tuhan. Apapun yang dilakukan bagi seseorang, bila itu dilakukan sebagai persembahan pada Tuhan, akan mencapai Tuhan. Manusia harus mensucikan setiap tindakan dengan menganggap tindakannya sebagai persembahan pada Tuhan.
Doa Gayatri adalah doa suci yang menunjukkan kesatuan yang mendasari keanekaragaman dalam ciptaan. Melalui pengenalan pada kesatuan ini kita dapat memahami keanekaragaman. Tanah liat itu satu dan sama, meskipun dapat dibuat menjadi jambangan dalam berbagai bentuk dan ukuran. Emas itu satu meskipun hiasan emas dapat beranekaragam. Atma itu satu meskipun bentuk jelmaannya di mana-mana dan banyak. Air susu selalu putih apapun warna sapinya.
Doa Gayatri harus diucapkan tiga kali sehari: pagi (saat matahari terbit), siang, dan sore (saat matahari terbenam). Saat-saat itu disebut Sandhyaa Kaalam. Seperti manusia waktupun memiliki tiga sifat: Satwa, Rajas dan Tamas. Sehari dibagi menjadi tiga bagian. Empat jam masing-masing antara 04.00 s.d. 08.00 dan 16.00 s.d. 20.00 memiliki sifat Satwa. Delapan jam antara 08.00 s.d. 16.00 adalah Rajasik. Delapan jam antara 20.00 s.d. 04.00 yang biasa digunakan untuk tidur adalah Tamasik. Delapan jam pada siang hari antara 08.00 s.d. 16.00 digunakan oleh semua makhluk pada umumnya untuk melaksanakan kewajiban mereka sehari-hari dan dianggap sebagai Rajasik. Bila empat jam yang Satwik pada pagi hari antara jam 04.00 s.d. 08.00 digunakan untuk melibatkan diri dalam tindakan baik seperti berdoa, kelakuan baik, berada dalam lingkungan yang baik, pastilah orang itu mengangkat dirinya dari tingkat manusiawi ke keilahian. Ia tak dihubungkan pada suatu ajaran, kasta, pujaan atau institusi tertentu. Dikatakan bahwa doa ini merupakan perwujudan sembilan warna:
1) OM;
2) BHUUR;
3) BHUVAH;
4) SVAH;
5) TAT;
6) SAVITUR;
7) VARENYAM;
8) BHARGO;
9) DEVASYA.
"Dhiimahi" dihubungkan dengan segi meditasi, Dhiyo yo nah prachodayaat berkaitan dengan permohonan. Secara keseluruhan doa ini berisi tiga segi: penguraian, meditasi dan permohonan.
Kami bermeditasi pada Tuhan Yang Maha Mulia, Yang menciptakan alam semesta, Yang patut disembah, Yang merupakan sumber pengetahuan dan penerangan, Yang menghapuskan seluruh dosa dan kegelapan. Semoga Ia menerangi budi kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar