Pada hakekatnya Agama Hindu itu memuja satu Tuhan, tetapi dalam penghayatannya, Umat Hindu memuja Tuhan melalui sinar kekuatannya yang disebut Deva-deva, dalam prakteknya Umat Hindu membuatkan bangunan-bangunan khusus, untuk masing-masing Deva itu, sesuai dengan kekhususan fungsinya, untuk memantapkan perasaan umat terutama umat yang awam tentang pengetahuan filsafat. Hal semacam inilah yang sering membingungkan orang yang tidak mengenal dan mendalami filsafat Hindu. Mereka akan cepat-cepat menuduh bahwa agama Hindu polytheistis. Tuhan itu dipersonifikasikan, fungsi Beliau diumpamakan sebagai sinar matahari.
Perwujudan Hyang Widhi
Apakah Tuhan Agama Hindu itu mempunyai wujud; Apakah Tuhan Agama Hindu itu sama seperti manusia sehingga kepadaNya dipersembahkan sajen-sajen yang terdiri dari bermacam-macam makanan? Kalau tidak, mengapa Umat Hindu membuat patung-patung, membuat sajen-sajen dan sebagainya? Untuk memahami ini marilah kita jangan melihat pada filsafatnya saja, tetapi juga hendaknya memahami bagaimana cara-cara penghayatan dari Umat Hindu yang awam. Dalam bait II mantram Trisandhya disebut :
0m Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa) yang diberi gelar Narayana, segala makhluk yang ada berasal dari Hyang Widhi, Dikau bersifat gaib, tak berwujud, tak terbatas oleh waktu, menguasai segala kebingungan, tak termusnahkan. Dikau Maha Cemerlang, Maha Suci, Maha Esa, tidak ada DuaNya, disebut Narayana dan dipuja oleh semua makhluk.
Di sini jelas bahwa Tuhan (Hyang Widhi itu tidak berwujud dan tidak dapat diwujudkan, tetapi mengapa ada patung-patung Dewa Apakah Umat Hindu menyembah berhala? Marilah kita mengambil perbandingan pada apa yang dilakukan oleh orang intelek dan modern. Kita tahu bahwa semua bangsa di dunia mencintai dan menghormati bangsanya, tetapi tidak seorangpun tahu bagaimana rupa sebenarnya dari apa yang disebut bangsa itu. Bangsa Indonesia menggambarkan simbul bangsanya itu dengan bendera Merah Putih, Garuda Pancasila dan sebagainya. Apakah memang betul begitu rupa dari bangsa Indonesia itu? Bendera Merah Putih itu hanya secarik kain yang terdiri dari kain merah dan putih, apakah kita menghormati kain, bukankah kain itu ciptaan manusia? Semua itu hanya sekedar simbul yang sangat berguna untuk memantapkan rasa hati berbangsa. Pada waktu upacara bendera semua orang dengan tertib dan khidmat memberi hormat kepada Bendera, meskipun semua orang tahu bahwa bendera itu berasal dari kain ciptaan manusia.
Keanehan ini timbul, karena keinginan manusia (naluri) yang ingin memvisualisasikan bentuk-bentuk yang abstrak, untuk lebih mudah dimengerti atau dihayati oleh orang awam.Demikianlah Tuhan dalam agama Hindu sudah jelas disebutkan dalam Veda bahwa Tuhan tidak berwujud dan tidak dapat digambar kan, bahkan dipikirkan pun tidak, tetapi kalau orang sembahyang tidak menggambarkan bentuk yang disembah itu, maka konsentrasinya tidak akan bisa sempurna. Meskipun tidak berwujud patung, orang yang sembahyang tentu menggambarkan Tuhan itu di dalam hatinya, minimal dalam bentuk pikiran. Namapun adalah sebuah simbul.
Oleh : www.tnial.mil.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar