Kita memeluk agama Hindu, karena itu kita disebut orang Hindu, sama seperti orang yang mengikuti agama Islam disebut Islam. Dilihat dari satu sisi, agama Hindu adalah suatu upaya pencarian kebenaran tanpa kenal lelah. Sebagai demikian ia adalah agama untuk selamanya. Hanya ada satu Tuhan dan satu kebenaran. Weda-weda menyatakan, "Ekam Sat, Viprah Bahudha Vadanti." (Hanya ada satu kebenaran, hanya manusia menjelaskan hal ini dengan cara berbeda).
Oleh : Hindu - Indonesia
Dendam, benci, iri hati adalah setan kegelapan dalam diri manusia. Kehadirannya terkadang sering tak kita sadari. Dalam pada itulah setan kegelapan itu dengan leluasa melukai dan membusukkan hati dan mengendalikan pikiran manusia. Manusia dibuat jadi tak mampu melihat, mendengar, merasakan yang baik dan benar. Semua yang ada, terutama yang tidak bersangkut-paut dengan kepentingan setan kegelapan yang ada di dalam diri itu adalah salah, keliru dan buruk.
Maka berbagai konflik dan ketegangan hidup pun mewarnai hari-hari yang kita lewati. Perang dalam berbagai bentuk dan skala pun bisa berlangsung di setiap langkah perjalanan kita. Waktu-waktu yang ada habis kita gunakan buat merencanakan segala yang tak baik. Kita tak bisa senang bila melihat tetangga senang, tak bisa tidur nyenyak bila melihat keberhasilan orang, kemudian kita buat mereka menderita dengan berbagai cara.
Hidup serupa itu sungguh malang. Karena suasana damai yang sejuk laksana air jernih pegunungan tak akan pernah kita rasakan. Hidup kita akan selalu diwarnai oleh warna-warna busuk dan buram, yang meresahkan hati dan pikiran, membenamkan jiwa dan raga kita ke titik nadir kegelapan.
Sadarilah dan segeralah, nyalakan lilin untuk menghapuskan kegelapan dalam hati itu, bila kita ingin hidup damai. Bukalah hati, pikiran, timbang-timbang; apakah keuntungan, kerugian dari mendendam, membenci dan iri hati. Cobalah pula timbang-timbang keuntungan dan kerugian dari tidak mendendam, tidak membenci dan tidak iri hati. Niscaya bila ada keberanian dan kejujuran serta keterbukaan, kita akan mendapati bahwa tak ada yang lebih indah daripada berdamai; memaafkan, menyayangi, mengasihi dengan sepenuh hati.
Tak ada yang lebih indah daripada hidup dalam kerukunan, kebersamaan dan bahu-membahu untuk membangun kehidupan. Karena semua beban yang berat dalam kehidupan itu akan terasa lebih ringan, bahkan mungkin sangat ringan untuk kita angkat dan garap.
Sayang sekali, pada hari-hari belakangan ini tampaknya banyak di antara kita yang lebih suka menebar berbagai konflik, ketegangan dan peperangan. Mereka sungguh tak dapat belajar dari masa-masa yang telah lewat bahwa dari zaman ke zaman sesuatu yang beraroma konflik, ketegangan dan peperangan tak pernah meninggalkan jejak yang menggembirakan, yang bisa membuat hidup lebih baik.
Mungkin kinilah saatnya bagi kita untuk tidak lagi hanya berwacana tentang persaudaraan, cinta-kasih-sayang buat sesama, tetapi sungguh-sungguh menyuburkan persaudaraan itu. Cinta, kasih, sayang itu dalam hati dan bumikan dalam kehidupan real kita.
Oleh : Gst. Ngr. Rai Sujaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar