Kamis, 18 November 2010

"TEMBOK PEMISAH ANTARA
BERBAGAI AGAMA DIDUNIA INI SEBENARNYA SUDAH RUNTUH"


Pertanyaan yang dipertanyakan manusia
MENGAPA TAKUT PERBEDAAN ? ATAU SAMAKAH SEMUA AGAMA ?


Seperti kutipan Bung Karno saat memberikan Kuliah Umum tentang Agama di Universitas Indonesia, Jakarta, pada tahun 1955, sebagai berikut :

"Saya akan menceritakan kepada saudara-saudara sekalian hikayat seekor gajah dan empat orang buta. Pada suatu hari Sri Baginda suatu negara menyuruh mendatangkan gajah beliau di halaman Istana dan memerintahkan pada waktu yang sama menggundang pula empat orang buta. Setelah gajah dan empat orang buta itu tiba, maka Sri Baginda meminta supaya orang-orang tuna netra itu masing-masing menjawab pertanyaan : Apakah gajah itu ? Untuk menjawab pertanyaan itu, maka keempat orang buta itu diminta secara bergilir mendekati gajah itu dan meraba-raba tubuhnya".

Orang buta pertama maju dan terpeganglah olehnya ekor gajah itu, yang dipegangnya dari pangkal sampai ke ujungnya. Kemudiaan ia berkata : "Gajah menyerupai penghalau lalat, tetapi agak lunak dan panjang". Orang buta kedua maju dan kebetulan yang dipegangnya adalah kaki si gajah. Berkatalah ia : "Gajah itu sepeti bambu besar meski agak lunak".. Orang buta ketiga maju, ia diperintahkan naik tangga, maka terpeganglah telinga gajah itu. Berkayalah ia : "Gajah itu seperti daun besar dan tebal". Akhirnya tiba giliran orang buta keempat. Terpeganglah olehnya belalai gajah dan diraba-rabanya. Setelah itu pipa keret yang besar".

Berkatalah Bung Karno : "Nah, saudara-saudara, siapakah yang benar diantara keempat orang buta itu ? Jawabannya mudah saja : mereka semua benar, walaupun jawaban mereka berlainan. Begitulah saudara-saudara keadaan agama. Di Indonesia ada bermacam-macam agama, semuanya benar seperti jawaban-jawaban orang buta tersebut tentang gajah itu juga benar. Karena manusia itu kecil, ia tidah dapat mengetahui segala sesuatu. Yang dapat dilihat atau dipahaminya hanya sebagian atau beberapa segi alam wujud ini".

dan Max Muller menambahkan, sebagai berikut : "Menurut dia semua agama adalag benar, bahkan juga agama-agama suku. Katanya pula, umat manusia sepanjang sejarahnya juga pernah mengalami suatu masa kanak-kanak. Tanda-tanda dari cara bicara masa kanak-kanak itu adalah kekejaman-kekejaman dan tindakan yang mengerikan dalam agama-agama itu."

Kenyataannya kita hidup di masyarakat yang majemuk secara suku, agama, ras dan lain sebagainya. Pemahaman atas nilai-nilai budaya dan ajaran-ajaran agama dari masing-masing komponen masyarakat adalah sangat penting bagi hidup berdampingan secara damai. Sehingga kwmiripan-kemiripan, kesamaan-kesamaan dari nilai-nilai budaya dan ajaran-ajaran agama hendaknya jadi pijakan bersama, atau dijadikan landasan bagi kerja sama membangun kesejahteraan, kemajuan dan kedamaian bangsa bahkan dunia. Tetapi seharusnya perbedaan-perbedaan harus diakui secara terbuka dan ikhlas dan disinergikan untuk mencapai tujuan itu. DENGAN KATA LAIN, PERBEDAAN-PERBEDAAN ITU HARUS DIHORMATI !!!

(sumber : Semua Agama Tidak Sama, Ngakan Made Madrasuta)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar